Kota Pekalongan, Jawa Tengah, identik dengan sebutan Kota Batik karena sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya secara turun menurun adalah sebagai pengrajin batik, selain itu Pekalongan juga memiliki city branding ’World’s City of Batik’.
Kemasyhurannya tersebut membuahkan Pekalongan predikat sebagai ’Kota Kreatif Dunia’ dari UNESCO pada 1 Desember 2014 untuk kategori ’Crafts and Folk Arts’ (kerajinan dan kesenian rakyat). Batik yang dibuat masyarakat Pekalongan dikenal sebagai batik pesisiran, yaitu batik yang dibuat di luar pakem Keraton Solo maupun Yogyakarta. Batik pesisiran Pekalongan memiliki ciri khas tersendiri jika dibandingkan dengan batik-batik lainnya. Bukan hanya karena ragam corak yang variatif, namun juga pewarnaan yang lebih berani dengan warna-warna cerah yang dipengaruhi unsur budaya. Ragam motif batik asli Pekalongan yang terkenal di antaranya motif Jlamprang dipengaruhi oleh budaya Arab atau India, ragam hias Burung Hong dipengaruhi budaya Tiongkok, Buketan pengaruh budaya Eropa, dan motif batik modern Jawa Hokokai yang dipengaruhi masa penguasaan kolonial Jepang.
Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dekranasda Kota Pekalongan berpartisipasi dalam Fashion Festival di Jakarta Fashion & Food Festival 2015 melalui pagelaran busana ”Ragam Kreatif Batik Pekalongan untuk Indonesia” oleh UKM Batik Pekalongan (Batik Bulan Gemilang, Batik Dannis Art, Batik OZZY, Batik Suci, Gies Batik, Griya Batik Mas, Qonita Batik) pada 21 Mei 2015 jam 19.00 WIB di The Forum, MKG 3, serta berkolaborasi dengan desainer Didi Budiardjo dalam JFFF Awards pada 20 Mei 2015 di Ballroom Harris Hotel & Conventions Kelapa Gading.
Share This Post