MEDIA

Explore Your Favorite Momment

Apa itu Difteri?

15 Feb 2018

Maraknya kasus positif difteri yang berawal di wilayah Tangerang hingga menjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) mendorong pemerintah menghimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan akan penyakit ini. Mari kita kenali lebih dekat tentang hal-hal yang terkait difteri, Blovers!

Difteri adalah infeksi bakteri yang menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta dapat memengaruhi kulit. Penyakit ini sangat menular, termasuk infeksi serius, dan dapat menyebabkan kematian.

Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphtheriae yang menular melalui cairan yang keluar dari hidung dan mulut penderita, seperti bersin, batuk, handuk yang digunakan, ataupun menyentuh luka terbuka penderita difteri. Umumnya difteri memiliki rentang waktu sejak bakteri masuk tubuh hingga gejala muncul yaitu 2-5 hari. Beberapa gejala awal difteri adalah demam, nafsu makan menurun, lesu, nyeri menelan, sakit tenggorokan dan suara serak, pilek yang awalnya cair lalu menjadi kental dan terkadang disertai darah, dan pembengkakan leher (bull neck).

Langkah pencegahan paling efektif untuk difteri adalah dengan vaksin. Pencegahan difteri tergabung dalam vaksin DPT yang meliputi difteri, pertusis atau batuk rejan, dan tetanus.

Bagi anak di bawah usia 7 tahun yang belum melakukan imunisasi DPT atau melakukan imunisasi yang tidak lengkap, masih dapat diberikan imunisasi kejaran dengan jadwal sesuai anjuran dokter anak Blovers. Namun bagi mereka yang sudah berusia 7 tahun dan belum lengkap melakukan vaksin DPT, terdapat vaksin sejenis yang bernama Tdap untuk diberikan. Perlindungan tersebut umumnya dapat melindungi anak terhadap difteri seumur hidup.

Vaksin DPT termasuk dalam imunisasi wajib bagi anak-anak di Indonesia. Pemberian vaksin ini dilakukan 5 kali pada saat anak berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 1½ tahun, dan 5 tahun. Selanjutnya dapat diberikan booster dengan vaksin sejenis (Tdap/Td) pada usia 10 tahun dan 18 tahun. Vaksin Td dapat diulangi setiap 10 tahun untuk memberikan perlindungan yang optimal. Apabila imunisasi DPT terlambat diberikan, imunisasi kejaran yang diberikan tidak akan mengulang dari awal.